BerandaTravelPura Taman Saraswati Ubud: Keindahan yang Syarat akan Makna

Pura Taman Saraswati Ubud: Keindahan yang Syarat akan Makna

Ubud menjadi salah satu wilayah di Bali yang dikembangkan sebagai tempat wisata. Tepatnya di Uluwatu, pengunjung dapat menikmati ragam budaya dan panorama alam yang menyita perhatian. Pura Taman Saraswati tempat suci yang wajib masuk di dalam daftar kunjungan ketika berlibur ke Pulau Dewata.

Sejarah Pura Saraswati Bukti Otentik Keagamaan

Bali dijuluki sebagai Pulau Dewata, karena masyarakatnya sangat menjaga warisan leluhur, dan agama yang dianut mayoritas Hindu. Tidak heran, di berbagai wilayah dapat ditemukan pura sebagai tempat ibadah. Salah satunya yang memiliki sejarah mengenai keotentikan agama Hindu di Ubud yaitu Pura Saraswati.

Pura dengan arsitektur indah mulai dari area pelataran hingga memasuki pintu utamanya, pengunjung akan dibuat takjub. Sebab, inilah tempat suci yang menjadi warisan budaya dan agama di Ubud Bali yang bisa dikunjungi sebagai tempat wisata. Sehingga, tidak hanya umat Hindu saja yang bisa memasuki pura yang syarat akan makna ini.

I Gusti Nyoman Lemped tercatat di dalam sejarah pembangunan Pura Saraswati sebagai arsitek yang telah merancang lokasi indah ini. Dia juga yang telah membuat patung-patung sesuai dengan perintah Pangeran Ubud Cokorda Gede Agung Sukawati yang menjabat di kala itu. Hebatnya seluruh bangunan pura yang indah dengan ukirannya ini selesai dalam setahun.

Kolam teratai yang terbentang sepanjang jalan menuju Pura Taman Saraswati mampu memberikan nuansa yang berbeda dari pura Ubud ini. Sebab, biasanya tempat suci umat Hindu dibangun di atas pegunungan atau di tengah lautan. Namuan, Pura Saraswati justru dibangun di belakang Cafe Lotus dengan jarak 20 menit dari pusat kota Gianyar.

Keindahan Kolam Teratai Pura Saraswati

Daya tarik utama pada sebuah tempat suci yang dijadikan tempat untuk berwisata adalah keindahan alam sekitarnya. Pengunjung tidak akan pernah mendapatkan pemandangan menakjubkan di pura lainnya yaitu kolam teratai yang cantik di sepanjang jalan. Sehingga membuatnya dijuluki sebagai pura teratai.

Apalagi jika bunga-bunga teratai tersebut tengah mekar dan menunjukkan warna merah mudanya yang lembut. Layaknya sebuah taman air yang ada di sisi kanan dan kiri, yang dapat dinikmati keindahannya saat menapaki kaki untuk menuju pintu gerbang. Inilah salah satu warisan budaya yang dirancang oleh I Gusti Nyoman Lemped.

Memasuki gerbang utama, pengunjung akan mendapati panorama istimewa karya sang maestro di masa bersejarah. Terdapat jembatan penghubung yang mengantarkan langkah demi langkah menuju pintu utama dari Pura Taman Saraswati. Di sinilah mulai terlihat bahwa arsitektur menonjolkan keutamaan kenyamanan untuk menuju tempat ibadah.

Suasana sejuk dan tenang langsung bisa dirasakan pengunjung saat melangkahkan kaki di jembatan yang seperti membelah taman air teratai. Pada jembatan ini terdapat patung-patung dengan ukiran indah yang juga menghiasi di sisi kanan dan kiri. Bahkan mata akan dimanjakan dengan arsitektur pura yang nampak megah dan menawan di ujung jalan.

Apalagi jika berkunjung pada Hari Saraswati, maka pura akan dihias semakin cantik dengan kain khas Bali yang berwarna hitam dan putih seperti papan catur. Terdapat payung-payung kecil dan warna-warna pada dinding pura pun diperbarui. Semua tampak semakin megah, da nada sajian seni tari khas Pulau Dewata yang sangat menghibur.

Kolam teratai Pura Saraswati semakin cantik saat bunga air tersebut bermekaran. Sebab, bunga yang memiliki nama latin Nymphaeaceae ini tidak mekar setiap saat. Ada waktu tertentu yang membuatnya mekar di pagi hari, serta kuncup di sore dan malam hari. Ini menambah keunikan bagi bunga yang dipilih menghiasi tempat suci di Ubud ini.

Arsitektur Pura Saraswati Megah

Atas perintah Pangeran Ubud Cokorda Gede Agung Sukawati, Pura Taman Saraswati ini dibangun dengan gaya arsitektur yang megah di tangan I Gusti Nyoman Lemped. Tujuan dari didirikannya pura ini adalah untuk menghormati Dewi Saraswati yang merupakan seorang Dewi Ilmu Pengetahuan di dalam kepercayaan umat Hindu.

Saraswati sendiri memiliki makna elegan, mengalir, dan berair (statusnya adalah sebagai Dewi yang terkait dengan sungai). Tidak heran, sang arsitek membuatkan Pura Saraswati yang memiliki taman air lengkap dengan bunga teratai indah, serta bangunan yang dibuat megah dengan ukiran, serta pahatan relief dasar batu pasir.

Kemegahan ini dapat ditemukan pada konsep jembatan yang membelah kolam teratai dan berdiri patung-patung dengan ukiran di sisi kanan dan kiri, hingga menuju panggung di bagian tengah, sebelum sampai di pintu masuk pura. Di panggung tersebut pun telah tersedia tempat untuk melakukan Tari Kecak yang sudah ada sejak zaman dahulu untuk menolak bala.

Namun, di Pura Taman Saraswati Tari Kecak tidak digelar setiap hari. Jika pengunjung ingin menyaksikannya tanpa perlu jadwal (setiap hari digelar), maka kunjungi juga Tari Kecak Uluwatu. Di Pura Saraswati juga ada gelaran seni tari khas Bali di waktu-waktu tertentu yang menjadikannya juga sebagai tempat wisata.

Wisatawan Dilarang Memasuki Area Dalam Pura Saraswati

Perlu diketahui bahwa tidak semua pengunjung boleh memasuki area dalam pura, karena dikhususkan bagi umat Hindu yang akan bersembahyang. Sehingga Wisatawan hanya boleh sampai di bagian terdepan pintu pura yang menjulang tinggi (3 meter), dan tidak menaiki tangga. Boleh berfoto-foto di pelataran ini, tapi tidak untuk memasukinya.

Sebab, pada bagian dalam ini merupakan area suci. I Gusti Nyoman Lemped pun telah membuatkan patung Dewi Saraswati yang nampak cantik di dalam sana, serta tempat khusus untuk beribadah bagi umat Hindu. Bahkan terdapat ketentuan cara berpakaian ketika masuk ke dalam Pura Saraswati.

Wisatawan yang hanya bisa sampai di pelataran pun tidak perlu kecewa, karena boleh mengambil foto. Temukan gaya dan sisi foto yang instagramable untuk dibagikan saat berlibur ke Pura Taman Sari yang punya sisi arsitektur megah dan syarat akan pemaknaan tentang Dewi Ilmu Pengetahuan ini.

Sebab, inilah Dewi umat Hindu yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan bagi masyarakat. Sehingga, dapat menulis dan membuat lagu weda untuk diwariskan kepada pemeluk agama Hindu. Inilah cara penghormatan dengan bersembahyang di dalam Pura Saraswati yang suci dan sakral.

Jadwal Pentas Tari di Pura Saraswati Ubud Bali

Selain berfoto-foto, wisatawan tidak perlu kecewa, karena tidak boleh masuk ke dalam Pura Saraswati. Sebab, di sini pihak pengelola pun menyediakan pentas tari yang memiliki jadwal tertentu. Jadi, jika ingin menyaksikannya harus mengetahui secara pasti mengenai pagelaran seni khas pura teratai ini.

Biasanya pertunjukan seni tari di Pura Saraswati dilakukan pada pukul 19.30 sampai dengan selesai (sekitar pukul 20.15). Tari Kecak khusus pada hari Selasa dan Kamis. Sementara tarian umum khas Bali digelar pada hari Rabu (Tari Legong) dan Sabtu (Tari Mahabharata). Panggungnya terbuka dan tepat di sekitar jembatan teratai yang eksotis di malam hari.

Anda tertarik untuk berwisata ke Pura Taman Saraswati? Pastikan untuk menggunakan pakaian sopan, menjaga ucapan, tidak dalam keadaan menstruasi atau nifas bagi perempuan, tidak membuang sampah sembarangan, serta tidak menaiki tempat pemujaan. Bagi yang ingin nonton pertunjukan tari siapkan uang 75 ribu Rupiah untuk membayar tiket.

Anggi Putri
Anggi Putrihttps://www.anggiputri.com
Holla! I'm blogger l content writer l owner Pustaka Kata I Korean drama addict I beauty enthusiast l Skin type: Combination I
ARTIKEL TERKAIT

Trending Artikel