Pura Tirta Empul Bali merupakan salah satu pura terbaik di Pulau Dewata yang terletak di kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar Bali. Salah satu hal yang membuat lokasi ini banyak menarik pengunjung karena adanya mata air murni di dalam pura. Jika kamu punya agenda ke Gianyar, sempatkan datang ke lokasi ini, ya!
Sejarah Pura Tirta Empul Tampak Siring
Tirta Empul merupakan salah satu tempat ibadah umat Hindu di Bali yang memiliki tujuan untuk lokasi pemandian guna menyucikan diri dan memohon tirta suci, Salah satu Dewa yang dipuja di dalam Pura Tirta Empul yakni Dewa Indra. Konon, lokasi ini ditemukan sekitar tahun 926 Masehi, ketika Dinasti Warmadewa menjabat pada abad ke 10 sampai abad 14.
Asal Nama Tampak Siring
Lebih jauh, asal nama Tampak Siring yang tersemat dalam Pura Empul Bali berasal dari kata tampak yang artinya telapak, dan kata siring yang artinya miring. Telapak yang jadi nama kecamatan di lokasi wisata Pura Tirta Empal ini dikisahkan sebagai telapak raja bernama Mayadenawa. Dari cerita yang berkembang, raja Mayadenawa merupakan salah satu penguasa yang saktimandraguna.
Kekuatan unggulan yang dimiliki sang raja adalah bisa menghilang dan mengubah diri menjadi banyak bentuk. Namun, raja Mayadenawa memiliki sifat jahat dan menganggap diri sebagai dewa yang bisa mengatur segala hal yang ada di bumi.
Melihat keangkuhan sang raja, seorang pendeta bernama Kulputih memanjatkan doa kepada Dewa Indra agar berkenan untuk menyingkirkan sang penguasa yang sombong itu. Doa tersebut didengar oleh Dewa Indra, kemudian beliau mengirimkan pasukan untuk menghancurkan sekutu Mayadenawa.
Karena serangan yang tak bisa dihindari, Mayadenawa lari ke hutan bersama pasukannya. Di sana, sang raja memasuki area perkemahan pasukan Dewa Indra secara diam-diam, kemudian menaruh air beracun ke dalam air minum pasukan Dewa Indra sebagai ungkapan balas dendam.
Saat berusaha menyelinap area perkemahan tersebut, Raja Mayadenawa menggunakan telapak kakinya untuk berjalan agar tak menimbulkan jejak kaki di area perkemahan. Dari sanalah nama Tampak Siring atau Jejak Miring jadi terkenal dan menjadi ikon tersendiri di area Tirta Empul Bali.
Mata Air Tirta Empul
Agar bisa menyembuhkan para pasukan dari efek mata air beracun Mayadenawa, Dewa Indra menghujamkan senjatanya di tanah. Dari tancapan senjatanya tersebut, mata air baru bisa keluar sebagai penawar racun dari Raja Mayadenawa. Karena mata air baru tersebut, pasukan Dewa Indra sembuh dari keracunan.
Mata air penawar tersebut diberi nama Tirta Empul yang artinya air suci yang keluar dari tanah. Karena hendak menghargai jasa sang dewa, maka di sekitar lokasi mata air dibangun pura untuk memuja Dewa Indra yang diberi nama Pura Tirta Empul Bali.
Kisah masih belum usai, Mayadenawa yang mengetahui rencananya gagal untuk meracuni pasukan Dewa Indra, kemudian melarikan diri ke hutan dan mengubah bentuk dengan aneka rupa. Namun, kekuatan Dewa Indra dan pasukannya lebih kuat, sehingga Mayadenawa terus dikejar.
Karena kelelahan dikejar, Mayadenawa mengubah diri menjadi batu besar. Itu pun tetap diketahui oleh Dewa Indra, sehingga sang dewa memanah sang raja hingga terbunuh oleh panah Dewa Indra. Hari kematian raja Mayadenawa tersebut kini selalu diperingati umat Hindu di Bali dengan Hari Raya Galungan.
Aturan-Aturan Tak Tertulis ketika Masuk ke Area Pura Tirta Empul
Jika kamu hendak masuk ke area Pura Tirta Empul Bali, maka patuhi aturan berbusana yang ada di sana. Biasanya kamu diwajibkan berbusana yang sopan dan mengenakan sarung ketika hendak memasuki area Pura Hindu. Selain aturan berpakaian, ada pula aturan lain yang tak tertulis di antaranya adalah sebagai berikut.
Dilarang Menginjakkan Kaki di Area Pura Puja
Pura pemujaan merupakan lokasi inti yang sangat sakral, maka perhatikan setiap jejak langkah yang kamu lakukan agar tidak menginjakkan kaki di area yang dilarang. Hal ini akan membuat umat Hindu marah dan merasa tidak dihargai.
Wanita Haid Tidak Diperkenankan Masuk
Jika kamu sedang menstruasi ketika liburan ke Pura Tirta Empul Bali, maka ada baiknya menunggu di luar pura. Wanita haid memang membawa “darah kotor” dalam dirinya, sehingga hal ini kemungkinan bisa mengurangi penjagaan suci yang ada di sekitar pura. Jika kamu nekat masuk, biasanya akan ada hal-hal yang buruk menimpamu. Tentu hal ini tak ingin kamu rasakan, bukan?
Tidak Berkata Kasar di Area Pura
Tata laku dan kebiasaan yang tak baik harus kamu hindari ketika memasuki pura Hindu. Di sini dilarang mengeluarkan kata-kata kotor dan kasar. Bahkan tak hanya di pura saja, ucapan dan kata-kata buruk juga sebaiknya dihindari di mana saja. Karena hal ini berkaitain dengan attitude dan manners yang kamu tampakkan pada orang lain. Setuju, ‘kan?
Objek Wisata Dekat Pura Tirta Empul di Bali
Ada beberapa objek wisata yang dekat dengan Pura Tirta Empul Bali yang juga perlu kamu kunjungi jika punya waktu lebih lama. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Candi Tebing Gunung Kawi
Lokasi satu ini merupakan salah satu objek cagar budaya yakni berupa candi yang menempel di tebing sungai Petanu. Candi Tebing Gunung Kawi ini terasa unik karena berada pada tebing yang telah dipahat. Lokasi ini berjarak sekitar 1,3 kilometer dari Pura Tirta Empul, tepatnya di kawasan Banjar Penaka, Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Desa Wisata Pakudui
Tak jauh dari Pura Tirta Empul Bali juga terdapat desa wisata yang kerap dijadikan rujukan kunjungan para wisatawan. Di sana merupakan sentra pembuatan kerajinan Patung Garuda, hingga lokasi ini terkenal dengan sebutan Garuda Village. Konon, kemampuan para warga dalam membuat patung garuda memang didapatkan secara turun-temurun dari keluarga.
Air Terjun Manuaba
Air terjun Manuaba adalah salah satu lokasi wisata air terjun baru yang berada di daerah kabupaten Gianyar. Meski belum terkenal, tetapi lokasi ini jelas memiliki keunikannya tersendiri. Mata air di tempat ini mengalir di antara dua tebing. Pada bagian bawahnya, terdapat air terjun yang terlihat sebagai kolam kecil yang menawan.
Pura Gunung Kawi Sebatu
Pura Gunung Kawi menjadi destinasi yang akan memanjakan mata dengan pemandangan asri yang terdapat di antara tebing dan hutan. Di lokasi ini juga dihuni ratusan ikan koi yang terbentang di dalam kolam yang cukup besar. Jarak dari Pura Tirta Empul sekitar 4,4 kilometer tepatnya di Banjar Sebatu, Desa Sebatu, Tegalalang, Gianyar, Bali.
Pura Tirta Empul Bali menjadi salah satu simbol keagamaan yang dijadikan objek wisata. Oleh karena itu, jika kamu ingin datang ke sana, patuhi segala tata dan aturan yang ada agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikan di dalamnya, sehingga kamu wajib menjaga adab dan tata krama di lokasi sebagai bentuk hormat pada kebudayaan yang ada di sana.