Dikenal juga dengan nama Taman Sukasada, ternyata lebih dikenal oleh wisatawan asing dibandingkan domestik. Wisata ini masih masuk di dalam kawasan Bali Timur yang menjadi salah satu tempat favorit melakukan foto prewedding. Namun, Taman Ujung Bali Karangasem memiliki sejarah kelam di masa lalu.
Fakta Sejarah Menjadi Daya Tarik Taman Ujung Karangasem
Bali terkenal dengan panorama alam fantastis, wahana seru, budaya dan agama yang kental. Namun, tidak sebatas itu saja, karena ada sejarah yang perlu diketahui saat mengunjungi taman yang begitu indah di Bali Timur. Pepohonan hijau, rumput yang terbentang rapi, dan kolam-kolam yang nampak segar di Taman Ujung punya sederet fakta berikut.
Kolam Dirah Berkekuatan Magis di Taman Ujung Karangasem
Pada bagian paling timur wilayah taman ini, terdapat sebuah kolam berukuran 65 x 26 meter yang diyakini memiliki sejarah paling kelam di masa lalu. Diketahui pada tahun 1901 Taman Ujung Karangasem ini pertama kalinya dibangun. Raja bergelar Agung Anglurah Ketut Karangasem menggunakannya sebagai kolam dirah.
Dirah sendiri memiliki arti pembuangan yang dipakai untuk membuang orang dengan vonis melakukan kekuatan hitam di masa itu. Apalagi jika kekuatan negatif tersebut digunakan untuk mengganggu hingga menyakiti warga, maka pengadilan pun digelar dengan adanya saksi dan bukti yang kuat.
Apabila orang yang memiliki kekuatan hitam atau bahkan baru saja mempelajarinya tersebut telah mendapatkan vonis dirah oleh pengadilan, maka akan dimasukkan ke dalam kolam yang berada di Taman Ujung Bali Karangasem. Tervonis dibawa dan dieksekusi dengan dicemplungkan ke dalam kolam dirah berkekuatan magis tersebut.
Kolam dirah ini konon akan mengetahui bahwa orang yang dicemplungkan tersebut benar-benar mempelajari ilmu hitam atau tidak. Sebab, ketika tervonis benar melakukan kejahatan yang seperti yang telah diputuskan oleh pengadilan, maka orang tersebut akan langsung lenyap. Sementara, saat semua tudah tidak benar, maka orang tersebut selamat.
Luas Taman Ujung Karangasem Terus Berkurang
Raja I Gusti Bagus Jelantik yang bergelar Agung Anglurah Ketut Karangasem tercatat sebagai orang dibalik pembangunan taman yang indah ini. Pada mulanya, taman bersejarah di Bali Timur ini memiliki luas sekitar 400 hektar. Namun, saat ini luas resmi tempat wisata yang indah dan sering digunakan untuk berfoto hanya sekitar 10 hektar saja.
Sejarah pun mencatat bahwa Taman Ujung Bali ini dibangun di atas tanah milik pribadi, bukan pemerintah, yaitu milik keluarga Puri Karangasem. Luas tanah berkurang sangat banyak akibat dibagikan kepada masyarakat sekitar pada masa land reform (perubahan kebijakan hak dan penggunaan tanah).
Taman Ujung Karangasem Dibangu 3 Arsitek Beda Budaya
Taman Ujung Bali pun diketahui sejarah pembangunannya yang dilakukan oleh arsitek dari 3 budaya yang berbeda. Dilakukan penataan dan pembangunan gedung indah dengan menghadirkan Van den Hentz dari Belanda, Loto Ang dari Tiongkok, dan seorang undagi yang di masa itu dikenal sebagai arsitek adat Bali.
Ketiga arsitek tersebut telah mendapatkan kepercayaan dari Raja Agung Anglurah yang menginginkan bangunan nyaman di tanah luasnya yang indah. Kesan seram dari kolam dirah pun berangsur berubah sejak berdirinya sebuah tempat peristirahatan bagi raja. Pembangunan dilanjutkan dengan menghadirkan tempat bersemedi raja dan menjamu tamu.
Ketiga tokoh arsitek penting dalam membangun tempat yang indah di Bali ini berhasil memberikan sentuhan yang unik dengan masing-masing budaya. Arsitektur khas Eropa di zaman pertengahan pun bisa pengunjung lihat saat memasuki area yang dalunya digunakan oleh raja sebagai tempat peristirahatannya.
Terutama pada bagian kaca yang memiliki corak dan warna layaknya bangunan di Eropa. Selanjutnya, apabila dilihat dari dalam, pengunjung akan mendapatkan pemandangan kolam yang dihiasi oleh bunga lotus berwarna putih dan merah. Sebagaimana kebudayaan lotus ini banyak digunakan oleh masyarakat Tionghoa.
Taman Ujung Karangasem Diresmikan Pakai Prasasti
Taman Ujung Bali pada masa pemerintahan Raja I Gusti Bagus Jelantik selesai dilakukan pada tahun 1921. Meskipun begitu, ternyata pembangunan tidak benar-benar tuntas pada tahun 1921 tersebut, hingga terus dilakukan pembangunan taman dan kolam yang indah, dan tuntas pada tahun 1927.
Lantas, raja pun melakukan gelaran peresmian setelah 10 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1937 dengan menggunakan prasasti marmer dalam dua aksara (latin dan Bali), serta dua bahasa (Melayu dan Bali). Namun, taman ini justru mengalami kehancuran parah, hingga nyaris tidak tersisa.
Taman Ujung Karangasem Pernah Hancur
Diketahui pada tahun 1963, gunung terbesar di Bali, Gunung Agung meletus dan meluluh lantahkan bangunan, serta taman yang telah dibangun oleh I Gusti Bagus Jelantik yang menghabiskan waktu berpuluh-puluh tahun lamanya. Kehancuran tersebut ternyata dibiarkan juga begitu lama hingga tahun terus berganti, karena gempa dan guncangan masih terjadi.
Memasuki tahun 2000, Puri Karangasem yang merupakan pemilik dari tanah tersebut memutuskan untuk membangun kembali peninggalan sang Raja yang bersejarah. Pembangunan kali ini melibatkan pemerintah kabupaten Karangasem untuk membuatnya menjadi tempat wisata.
Tentunya, Puri Karangasem tetap ingin mempertahankan arsitektur asli dari Taman Sukasada. Sehingga, pemerintah pun berupaya tidak mengubah sebagian atau keseluruhan, baik bentuk atau posisi dari bangunan, serta taman dan kolam yang menghiasi area peristirahatan sang Raja di Taman Ujung Bali.
Taman Ujung Karangasem Jadi Tempat Wisata
Sekitar tahun 2004, taman ini kembali megah dan indah, serta siap mendatangkan banyak wisatawan. Bahkan, Dewa Made Berata yang menjabat menjadi Gubernur Bali melakukan peresmian dari Taman Sukasada ini sebagai ikon utama industri pariwisata Kabupaten Karangasem pada tanggal 7 Juli.
Kolam-kolam yang memiliki kedalaman sekitar 1.5 meter di area taman pun dijadikan tempat wisata air. Pengunjung dapat berkeliling dengan menggunakan sepeda air atau perahu untuk menikmati panorama taman yang asri dengan bangunan unik dan bersejarah. Perlu diketahui bahwa revitalisasi besar-besaran dilakukan pada masa pemerintahan I Gede Sumantara.
Seorang bupati Karangasem yang menjabat kala itu, dengan adanya bantuan dari Bank Dunia dengan nominal fantastis di zaman itu, yaitu 9.8 miliar Rupiah. Taman Ujung Bali pun kini tidak lagi dikenal sebagai tempat yang seram, melainkan romantis dan memiliki nilai sejarah. Bahkan, wisatawan mancanegara sangat suka untuk berlibur ke Taman Sukasada ini.
Lokasi dan Tiket Masuk Taman Ujung Karangasem/ Sukasada Bali
Saat berlibur ke Bali Timur, jangan lupa untuk mampir ke lokasi bersejarah yang sangat indah ini. Letaknya di banjar Ujung yang ada di desa Tumbu, kabupaten Karangasem. Lokasinya sangat jauh dari Kuta Bali, dan tidak ada transportasi umum untuk sampai ke taman yang bersejarah dan indah ini. Dianjurkan pakai kendaraan pribadi atau sewa mobil.
Wisatawan domestik harus bayar tiket masuk 15 ribu Rupiah per orang (dewasa), dan 5 ribu Rupiah (anak-anak). Sementara wisatawan asing akan dikenakan biaya 50 ribu Rupiah per orang (dewasa), dan 25 ribu Rupiah (anak-anak). Adapun paket untuk foto prewedding mulai dari 1 juta Rupiah (WNI), dan 2 juta Rupiah (WNA).
Tertarik berlibur atau melakukan foto prewedding di Taman Ujung Bali yang bersejarah ini? Segera lakukan pemesanan kepada pihak pengelola. Namun, perlu diperhatikan bahwa belum tersedia pemandu wisata, serta tempat makan di dalam area taman. Bawalah makanan sendiri, dan tetap jaga kebersihan agar kelestariannya terjaga.